Halaman

Minggu, 14 Oktober 2012

DÉJÀ VU


Déjà vu

Mungkin lu sering denger orang bilang “wah kayanya gw pernah ngalamin ini sebelumnya, mimpi apa Déjà vu yah ?”, “sering denger sih orang bilang Déjà vu tapi artinya apaan ? mimpi yah ?”. Itulah opini dari banyak orang dan lu mau tau apa itu DÉJÀ VU sebenarnya ? simak ini !.

 Déjà vu  (Pengucapan dalam bahasa Inggris : /ˈdeɪʒɑː ˈvuː/ bahasa Perancis : /deˈʒa ˈvyː/ adalah sebuah frasa Perancis dan artinya secara harafiah adalah "pernah melihat / pernah merasakan". Maksudnya mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Fenomena ini juga disebut dengan istilah paramnesia dari bahasa Yunani para (παρα) yang artinya "sejajar" dan mnimi (μνήμη) "ingatan". Déjà vu merupakan peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi baru sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru, seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang merasa telah melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu dalam mimpinya. Istilah déjà vu  ini pertama kali diperkenalkan oleh Emile Boirac yang merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis. Kebanyakan mereka yang mengalami déjà vu mengklaim telah melihat sesatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu.

Lu tau ? hampir 70% orang di dunia pernah mengalami déjà vu. Déjà vu merupakan fenemona psikolog yang sangat alamiah dan wajar terjadi bukan merupakan karma atau kutukan. Jangan dulu berpikiran bahwa itu adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang tersebut tercipta setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Gelombang ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk impuls listrik lalu dikirim ke otak dan dibaca. Tapi ada kalanya otak kita memiliki sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu tergantung dari kualitas otak kita. Ada lagi pendapat atau teori lain yang menjelaskan bahwa déjà vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Pendapat atau teori ini dikenal dengan nama "optical pathway delay". Pendapat atau teori ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang buta pun bisa mengalami déjà vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya. Namun ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT (Susumu Tonegawa), melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan déjà vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu baru atau lama.
Macam-macam déjà vu : Déjà vu juga terjadi dalam berbagai bentuk ada yang hanya bisa mengingat secara samar-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian, dan ada pula yang mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, déjà vu terdiri dari empat jenis yakni :

1.    Déjà vu
Déjà vu jenis ini yang paling banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang kuat, dan merasa aneh.
2.       Déjà Vécu
Perasaan yang terjadi pada Deja Vecu lebih kuat daripada déjà vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau.
3.       Déjà Senti
Déjà Senti adalah fenomena "pernah merasakan" sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata "Oh iya saya ingat!" atau "Oh iya saya tahu!" namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun.
4.       Jamais Vu
Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari déjà vu. Kalau déjà vu mengingat hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi. Tipe déjà vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan otak.
5.       Déjà Visité
Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangai sebelumnya tapi merasa pernah berada pada lokasi yang sama. Déjà Visité berkaitan dengan tempat atau geografi.



 dari : berbagai sumber 1 bocoran |wikipedia| :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gimana sih isi blognya marhammon.blogspot.com ?