Déjà vu
Mungkin lu sering denger orang
bilang “wah kayanya gw pernah ngalamin ini sebelumnya, mimpi apa Déjà vu yah ?”,
“sering denger sih orang bilang Déjà vu tapi artinya apaan ? mimpi yah ?”. Itulah
opini dari banyak orang dan lu mau tau apa itu DÉJÀ VU sebenarnya ? simak ini !.
Déjà vu (Pengucapan dalam bahasa
Inggris : /ˈdeɪʒɑː ˈvuː/
bahasa Perancis : /deˈʒa ˈvyː/ adalah sebuah frasa Perancis
dan artinya secara harafiah adalah "pernah melihat / pernah merasakan".
Maksudnya mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami
sebelumnya. Fenomena ini juga disebut dengan istilah paramnesia dari bahasa Yunani
para (παρα) yang artinya "sejajar"
dan mnimi (μνήμη)
"ingatan". Déjà vu merupakan peristiwa di mana seseorang merasa yakin
telah mengalami situasi baru sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru,
seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu.
Seseorang merasa telah melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu
atau telah melihat hal itu dalam mimpinya. Istilah déjà vu ini pertama kali diperkenalkan oleh Emile
Boirac yang merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan
Perancis. Kebanyakan mereka yang mengalami déjà vu mengklaim telah melihat
sesatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu
yang lalu.
Lu tau ? hampir 70% orang di
dunia pernah mengalami déjà vu. Déjà vu merupakan fenemona psikolog yang sangat
alamiah dan wajar terjadi bukan merupakan karma atau kutukan. Jangan dulu
berpikiran bahwa itu adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara
ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam
alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang
diantarkan ke dalam otak. Gelombang tersebut tercipta setiap tindakan yang
dilakukan oleh manusia. Gelombang ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk impuls
listrik lalu dikirim ke otak dan dibaca. Tapi ada kalanya otak kita memiliki
sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan
frekuensi tertentu tergantung dari kualitas otak kita. Ada lagi pendapat atau
teori lain yang menjelaskan bahwa déjà vu terjadi ketika sensasi optik yang
diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu
daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga
menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali
dilihat. Pendapat atau teori ini dikenal dengan nama "optical pathway
delay". Pendapat atau teori ini dipatahkan ketika pada bulan Desember
tahun lalu ditemukan bahwa orang buta pun bisa mengalami déjà vu melalui indra
penciuman, pendengaran, dan perabaannya. Namun ada pula yang beranggapan bahwa
déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur
seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal
Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT (Susumu Tonegawa),
melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan
ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate
gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal
kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak
sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan déjà vu meningkat
seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti
Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal
tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu baru atau lama.
Macam-macam
déjà vu : Déjà
vu juga terjadi dalam berbagai bentuk ada yang hanya bisa mengingat secara
samar-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian, dan ada pula yang
mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, déjà vu terdiri
dari empat jenis yakni :
1.
Déjà vu
Déjà vu jenis ini yang paling
banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya
dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali
pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang
kuat, dan merasa aneh.
2. Déjà Vécu
Perasaan yang terjadi pada Deja
Vecu lebih kuat daripada déjà vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada
dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat
akan suara ataupun bau.
3. Déjà Senti
Déjà Senti adalah fenomena
"pernah merasakan" sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan
sesuatu dan berkata "Oh iya saya ingat!" atau "Oh iya saya
tahu!" namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak
pernah berbicara apa pun.
4. Jamais Vu
Jamais Vu (tidak pernah
melihat/mengalami) adalah kebalikan dari déjà vu. Kalau déjà vu mengingat
hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi.
Tipe déjà vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat
sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena
kelelahan otak.
5. Déjà
Visité
Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan
seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangai sebelumnya tapi
merasa pernah berada pada lokasi yang sama. Déjà Visité berkaitan dengan tempat
atau geografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar